Balanced Scorecard (Intro - Part 1)

Pendahuluan

Dunia bisnis telah mengalami pergeseran yang sangat ekstrim. Persaingan abad industri telah bergeser menjadi persaingan abad informasi. Perusahaan-perusahaan yang menguasai teknologi informasi secara baik akan mampu bertahan secara layak (suistainable) di tengah-tengah turbulensi dunia bisnis, yaitu suatu iklim perubahan yang sangat cepat dan bergerak liar di dunia bisnis. Pengukuran kinerja yang hanya berdasarkan pada aspek keuangan (pengukuran kinerja yang berbasis finansial belaka) mulai dirasakan tidak memadai dalam menilai kinerja suatu perusahaan. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif dan turbulen, perusahaan memerlukan tipe perencanaan yang tidak sekedar untuk merespon perubahan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, namun lebih dari itu. Perusahaan memerlukan tipe perencanaan untuk menciptakan masa depan perusahaan melalui perubahan-perubahan yang dilaksanakan sejak sekarang. Untuk itulah diperlukan ukuran kinerja sebagai base strategy di masa yang akan datang. Kondisi ini kemudian membawa dunia bisnis kepada pemikiran-pemikiran baru yang lebih maju untuk mengimbangi laju informasi. Dan untuk itulah diciptakan sebuah sintesis: Balanced Scorecard. Apakah itu ?

Balanced Scorecard….

  • a management tool that provides stakeholders with balanced and comprehensive measure.
  • of how the organization is progressing towards the achievement of its strategic goals.

Sedangkan Chow et al., menyebutkan definisi Balanced Scorecard sebagai berikut: “Essentially, the BSC is a set of financial and nonfinancial measures relating to company critical success factors. What is innovative about that concept is that components of the scorecard are designed in integrative fashion such they reinforce each other in indicating both the current and future prospects of the company.”

Ukuran-ukuran kinerja dalam Balanced Scorecard merupakan penjabaran dari visi dan strategi perusahaan, seperti yang juga dinyatakan oleh Chow et al., berikut ini: “A well-designed Balanced Scorecard combines financial measures of past performance with measures of the firm’s drivers of future performance. The specific objectives and measures of an organization’s Balanced Scorecard are derived from the firm’s vision and strategies.

Strategi perusahaan, yang merupakan dasar penyusunan sebuah scorecard, dikembangkan dari visi perusahaan. Visi ini memberikan gambaran masa depan perusahaan yang menjelaskan arah organisasi dan membantu insan perusahaan dalam memahami kenapa dan bagaimana mereka memberikan kontribusi kepada perusahaan. Visi juga merupakan penghubung antara misi dan nilai pokok (core values) yang sifatnya stabil sepanjang waktu dengan strategi yang sifatnya dinamis.

Yang khas pada model Balanced Scorecard adalah pada kemampuannya menerjemahkan strategi ke dalam berbagai macam ukuran kinerja. Ada tiga prinsip yang digunakan untuk memenuhi maksud ini, yaitu :

(1) hubungan sebab akibat,

(2) faktor pendorong kinerja dan

(3) keterkaitan dengan masalah finansial.

Balanced Scorecard merupakan suatu kerangka kerja baru yang mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan. Selain ukuran finansial masa lalu, Balanced Scorecard juga menggunakan pendorong kinerja masa depan. Pendorong kinerja yang meliputi perspektif pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan, diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan yang dilaksanakan secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang nyata. Balanced Scorecard tetap mempertahankan berbagai ukuran finansial tradisional yang hanya menjelaskan berbagai peristiwa masa lalu dan tidak memadai untuk menuntun dan mengevaluasi perjalanan yang harus dilalui perusahaan abad informasi dalam menciptakan nilai masa depan melalui investasi yang ditanamkan pada pelanggan, pemasok, pekerja, proses, teknologi, dan inovasi. Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan.

Empat Perspektif Balanced Scorecard

Balanced Scorecard merupakan suatu alternatif pengukuran kinerja yang memandang dalam empat perspektif, yaitu :

  • Financial perspective
  • Customer perspective
  • Busines process perspective
  • Learning and growth perspective

1. Perspektif Keuangan

Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif lainnya. Setiap ukuran terpilih harus merupakan hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan. Tujuan dan ukuran finansial harus memainkan peran ganda, yakni:

1) menentukan kinerja finansial yang diharapkan dari strategi dan

2) menjadi sasaran akhir tujuan dan ukuran perspektif scorecard lainnya.


2. Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif ini perusahaan melakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki. Perusahaan biasanya memilih dua kelompok ukuran untuk perspektif pelanggan. Kelompok ukuran pertama merupakan ukuran generik yang digunakan oleh hampir semua perusahaan. Kelompok ini meliputi :

  • pangsa pasar,
  • akuisisi pelanggan,
  • kepuasan pelanggan, dan
  • profitabilitas pelanggan.

Kelompok ukuran kedua merupakan faktor pendorong kinerja – pembeda (differentiator) – hasil pelanggan. Semua ukuran ini memberi jawaban atas pertanyaan apa yang harus diberikan perusahaan kepada pelanggan agar tingkat kepuasan, retensi, akuisisi, dan pangsa pasar yang tinggi dapat tercapai.


3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Pada perspektif ini, para manajer melakukan identifikasi berbagai proses yang sangat penting untuk mencapai tujuan pelanggan dan pemegang saham.


4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif ini mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan. Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif finansial, pelanggan, dan proses bisnis internal mengidentifikasikan apa yang harus dikuasai perusahaan untuk menghasilkan kinerja yang istimewa. Tujuan di dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan yang ambisius dalam ketiga perspektif lainnya dapat terwujud. Yang mana diharapkan dapat memberikan penilaian yang komprehensif kepada manajemen.

References :
  1. Roberts S. Kaplan and David P. Norton; The Balanced Scorecard (Translating Strategy into Action); Harvard Business School Press ;1996
  2. Roberts S. Kaplan and David P. Norton; The Balanced Scorecard -Measures That Drive Performance,”; Harvard Business Review (January-February 1992)
  3. Roberts S. Kaplan and David P. Norton ; “ Putting The Balanced Scorecard to Work,” ; Harvard Business Review (September-October 1993)
  4. Roberts S. Kaplan, “Implementing the Balanced Scorecard FMC Corporation ; An Interview with Larry D. Brady,”; Harvard Business Review (September- October 1993)
  5. FASB; SFAC No.1; 1986.
  6. Aplikasi Sederhana Pengukuran Kinerja Dengan Metode Balanced Scorecard - Doni Adriansah


0 Responses