Management Business Process (Part - 4)


Pemetaan Proses Dalam Re-engineering
Hal yang paling utama dalam revolusi reengineering ini ialah perubahan dalam proses di dalam perusahaan atau proses bisnis. Mengubah proses berarti menganti proses yang sekarang menjadi proses yang baru, yang lebih baik, mengganti das sein menjadi das sollen. Untuk itu diperlukan suatu peta proses, suatu gambaran yang memberikan kejelasan mengenai proses itu sendiri. Pemetaan proses adalah suatu alat manajemen yang merupakan metodologi yang sudah teruji, untuk mengenal proses yang berjalan sekarang, yang akan dapat digunakan untuk menunjukkan jalan menuju proses baru yang dituju dalam rangka proses reengineering (Indrajit, 2002:88). Pemetaan proses ini pertama kali dikembangkan oleh General Electronic sebagai bagian dari strategi Workout, Best Practice dan Process Mapping yang ditempuhnya. Konsep pemetaan proses dibuat dalam bentuk diagram alur kerja dengan penjelasan dalam teks yang memuat setiap langkah penting dalam proses bisnis.
Merancang Ulang Proses
Tidak ada rumus untuk merancang ulang proses bisnis, namun ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam merancang ulang. Ada dua pendekatan utama untuk merancang ulang proses guna tercapainya perbaikan kinerja, yaitu pendekatan kertas bersih (clean sheet approach) dan pendekatan sistematis (ESIA).
1. Pendekatan kertas bersih (clean sheet approach)
Secara fundamental memikirkan kembali cara menyampaikan produk atau jasa dan merancang proses-proses baru dari permulaan. Secara mendasar pendekatan kertas bersih menuntut adanya beberapa pertanyaan yang perlu dikemukakan, yaitu :
  • Bagaimana Anda menghadapi pesaing ?
  • Seperti apa proses yang ideal itu ?
  • Bila Anda harus membangun kembali organisasi dari semula, akan seperti apa organisasi tersebut nantinya ?

Seperti halnya perancangan ulang secara sistematis, organisasi harus mencari metodologi yang paling sesuai dengan situasinya. Meskipun demikian, sebagai titik awal, Joe Peppard dan Philip Rowland (1995:193) mengusulkan satu kerangka kerja, diantaranya :
Tahap 1:
Kembangkan pemahaman tingkat tinggi atas proses yang ada. Di sini tidak perlu memperoleh segalanya, walaupun memang perlu mengidentifikasi proses inti. Biasanya ada 6-8 proses inti dan Anda harus memilih untuk menganalisis tahapan kunci dari masing-masing tahapan tersebut sebelum melakukan suatu penelitian. Tahap ini akan meliputi analisis hasil yang diberikan proses tersebut saat ini.
Tahap 2 :
Benchmarking, curah pendapat dan membayangkan Ini merupakan tahapan ‘menyenangkan’ yang cukup penting. Benchmarking sangat berguna untuk menyoroti cara-cara alternative untuk bekerja. Brainstrorming dan fantasizing, terutama dari sudut pandang pelanggan, dapat menjadi cara yang baik untuk memperoleh gagasan baru.
Tahap 3 :
Perancangan proses. Selama tahap ini, gagasan proses yang telah melalui ‘brainstorming’ dipikirkan secara lebih mendalam. Gagasan-gagasan ini mungkin benar- benar ‘kertas kosong’, di mana tidak ada hubungannya sama sekali dengan rancangan proses saat ini. Merancang proses tersebut bisa sangat iteratif dengan pertimbangan-pertimbangan proses, sumber daya manusia, dan teknologi yang telah ditelaah berulang kali. Dalam menerjemahkan gagasan tersebut menjadi rancangan perlu diupayakan agar ‘kertas bersih’ tersebut mempertimbangkan ‘tugas pelayanan’ dalam rincian tertentu, kemampuan sumber daya manusia yang akan melaksanakan cara baru dalam bekerja, dan kemampuan teknologi, serta pada akhirnya melakukan benchmarking untuk memastikan bahwa orang tidak kembali pada cara yang lama dalam bekerja.
Tahap 4 :
Validasi. Setelah merancang proses baru, rancangan tersebut perlu divalidasi dengan mensimulasikan bagaimana proses tersebut akan berlangsung dalam dunia nyata.

2. Perancangan ulang secara sistematis
Perancangan ulang secara sistematis yaitu mengidentifikasikan dan memahami proses-proses yang ada dan kemudian mendesain kembali proses-proses tersebut secara sistematis untuk menciptakan proses-proses baru, guna memberikan hasil yang diinginkan. Perancangan ulang proses secara sistematis dilakukan pada proses yang ada sekarang untuk membuatnya menjadi : lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat.
  • Lebih baik , berarti memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi bagi pemegang saham dan terutama kepada pelanggan.
  • Lebih murah, berarti melakukan semua proses dengan tingkat efisiensi yang maksimum.
  • Lebih cepat, berarti proses dilakukan secepat mungkin untuk meningkatkan daya tanggap/respon terhadap kebutuhan pelanggan.
Secara umum dapat dikatakan, tujuan perancangan proses pada pendekatan ini adalah meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan pada proses yang ada sekarang dengan cara mengeliminasi semua kegiatan yang tidak bernilai tambah dan merampingkan kegiatan yang bernilai tambah. Sistem perancangan seperti yang dijelaskan diatas dapat diringkas sebagai ESIA, yaitu :
  • Mengeliminasi (Eliminate),
  • Menyederhanakan (Simplify),
  • Mengintegrasikan (Integrate), dan
  • Mengotomasikan (Automate).
A. Eliminate
Semua tahap yang tidak bernilai tambah dalam proses harus dieliminasi, berikut ini contoh-contoh kegiatan yang sering ada dalam perusahaan yang cenderung tidak bernilai tambah sehingga mempunyai potensi untuk dieliminasi :
  • Produk berlebihan, memproduksi lebih daripada yang dibutuhkan pada waktu tertentu adalah sumber utama pemborosan. Semua produksi berlebihan akan menyebabkan penumpukkan persediaan dan berpotensi menimbulkan masalah.
  • Waktu Menunggu, ada biaya bagi material, atau sumber daya manusia bila harus menunggu sesuatu. Pekerjaan akan terhambat atau terhenti karena harus menunggu material tersebut tiba, menunggu, keputus-asaan dan sebagainya, sebagaimana kita ketahui waktu adalah uang.
  • Transportasi, pemindahan, dan gerakan, setiap kali orang, material dan kertas berpindah itu membutuhkan biaya. Sesuatu atau seseorang harus memindahkan material atau kertas dan waktu yang dihabiskannya adalah waktu yang digunakan untuk menambah nilainya. Perpindahan orang juga tidak murah- mengapa mereka berpindah, nilai apa yang mereka tambahkan dan apakah waktunya tidak lebih baik dihabiskan untuk mengerjakan potongan materi atau kertas berikutnya, atau bahkan dengan pelanggan yang lain.
  • Pemrosesan, apakah proses tersebut menambah nilai? Jika tidak, mengapa proses tersebut dilakukan? Jika ya, apakah proses tersebut efisien? Apa mungkin proses tersebut yang bernilai tambah tadi lebih dikembangkan dengan mengeliminasi penyebab variabilitasnya atau dengan meningkatkan kepastian hasil proses.
  • Persediaan dan paperwork, mengapa persediaan dan paperwork dibutuhkan? Apakah benar-benar perlu untuk memastikan kepuasan pelanggan? Mungkin paperwork diperlukan untuk bagian lain dari rangkaian proses atau tugas tersebut. Persediaan yang berlebih akan merupakan masalah besar bagi pabrik-pabrik. Demikian pula halnya, paperwork dan formulir yang berlebihan cenderung menghasilkan ketidak-efisienan proses karena menambah birokrasi dan biasanya hanya sedikit kontribusinya yang secara aktual akan bermanfaat bagi pelanggan.
  • Produk cacat, rusak dan pengerjaan ulang – sasaran perusahaan seharusnya adalah melakukan segala sesuatu secara benar dari awal dan menghindari biaya tenaga, biaya material, gangguan serta biaya kesempatan yang dibutuhkan untuk meralat atau mengatasi masalah karena kesalahan proses awal. Hal yang penting disini adalah bahwa yang harus dieliminasi adalah penyebab kegagalan yang merupakan masalah proses.
  • Duplikasi tugas, setiap tugas yang dilakukan harus memberikan nilai tambah dengan cara-cara tertentu. Jika sebuah tugas diulang, ini tidak menambah nilai, tetapi hanya menambah biaya. Bertambahnya paperwork dan pemasukkan data ke dalam system komputer sering ditemukan berulang-ulang terjadi dalam kebanyakan perusahaan. Akibat duplikasi tugas ini adalah timbulnya kemungkinan kesalahan dan ketidaksesuaian anatara pengerjaan pertama dan pengerjaan selanjutnya.
  • Format ulang atau transfer informasi, hal ini merupakan bentuk lain dari duplikasi. Cukup sering data ditransfer dari satu bentuk ke bentuk lain atau dicetak dari suatu sistem komputer untuk diinput kembali secara manual ke sistem yang lain. Ini sering terjadi jika informasi bergerak melalui batasan organisasional.
  • Inspeksi, pemantauan, pengendalian, meskipun dapat saja hal ini muncul karena alasan justifikasi, banyak diantaranya yang muncul karena alasan historis dan menjadi tradisi pekerjaan dan lapisan manajemen. Seringkali pemantauan dan pengendalian dilakukan apabila proses melalui batasan departemental. Seiring dengan makin dipertanyakannya bentuk-bentuk struktur organisasi, semakin banyak pula pemantauan dan pengendalian yang dipandang tidak relevan. Ada baiknya membuat pembedaan yang nyata antara bermacam-macam jenis pemantauan dan pengendalian, karena ini harus dibuat pendekatan tujuan yang berbeda yang memang benar- benar perlu untuk melakukan pengendalian atau inspeksi.
  • Jelas bahwa organisasi harus menyesuaikan diri dengan tuntutan peraturan dan mungkin ada alasan untuk setiap tindakan tersebut, seperti pemeriksaan kesehatan dan keamanan. Organisasi mungkin memang harus mempunyai ‘bahan pengawas’, tetapi harus tetap ada keleluasaan dalam kendali-kendali atau sasaran/target yang diterapkan untuk dirinya sendiri. Organisasi harus memahami secara jelas keperluan setiap pihak, demi kepentingan jaminan atau produktivitas/kesehatan finansial.
  • Rekonsiliasi,  serupa dengan pemantauan dan pengendalian serta  birokrasi kalsik masa lalu. Meskipun perlu untuk memastikan  bahwa segala sesuatu cocok/sesuai, realisasi proses secara  keseluruhan juga tidak kalah penting. Eliminasi hal ini dapat  merupakan sumber peningkatan  efisiensi yang signifikan dan kemudian otomatisasi terhadap jumlah rincian yang harus  dicocokkan.

Pada setiap titik dalam proses, hal ini yang harus diperhatikan  dan dipertimbangkan adalah konstribusi apa yang diberikan bagi tugas  pelayanan pelanggan. Kegiatan-kegiatan yang tidak bernilai tambah ini  merupakan target pertama bagi setiap inisiatif perancangan ulang proses  secara sistematis. Selanjutnya bagaimana cara mengeliminasi atau  meminimalkan aktivitas tersebut tanpa berdampak negatif terhadap  proses bersangkutan.

B.  Simplify
Seringkali mengeliminasi sebanyak mungkin tugas yang tidak  diperlukan, selanjutnya tugas tersisa perlu disederhanakan. Biasanya  hal-hal berikut yang berpotensi untuk disederhanakan atau untuk  membantu menyederhanakan proses :
  • Prosedur,  seringkali prosedur-prosedur yang ada terlalu rumit dan  sulit dipahami.
  • Komunikasi, baik dengan pelanggan maupun antar karyawan harus  jelas dan dapat dipahami oleh semua pihak. ‘Bahasa’ yang  digunakan harus jelas dan sederhana.
  • Teknologi, teknologi yang diterapkan perlu diperhatikan kesesuaiannya dengan tugas yang sedang dilaksanakan, solusi  teknologi tinggi untuk mengatasi tugas yang tidak dapat diatasi  oleh teknologi rendah.
  • Aliran, urutan tugas dapat diubah untuk menyederhanakan aliran  material atau  paperwork dan membuat pekerjaan berikutnya lebih  mudah.
  • Proses, dapat juga disederhanakan dan dirampingkan dengan  mengetahui kapan proses tersebut melayani produk atau pasar  berbeda. Dengan memecah proses dan mengidentifikasi kegiatan  yang paling tepat ditujukan bagi segmen pelanggan tertentu, proses  tersebut dapat dibuat lebih sederhana. Kadangkala proses yang  sama mencoba memuaskan pelanggan dengan kebutuhan yang  cukup berbeda. Proses itu tidak cukup memadai untuk melayani  segmen-segmen yang berbeda tersebut dan yang sering terjadi  adalah penekanan pada salah satu segmen tertentu saja.

C.  Integrate
Tugas yang disederhanakan, sekarang harus diintegrasikan agar  dapat menghasilkan aliran yang lancar dalam penyampaian kebutuhan pelanggan dan tugas pelayanan pelanggan.
  • Pekerjaan, dimungkinkan untuk menggabungkan pekerjaan  menjadi satu. Melalui pemberdayaan seorang pekerja untuk  menyelesaikan rangkaian tugas yang telah disederhanakan sehingga  aliran material atau informasi dalam organisasi akan menjadi lebih  cepat. Apabila pekerjaan harus dikerjakan antar individu, terdapat peluang terjadinya kesalahan akan lebih besar dan harus ada  sesuatu yang memfasilitaskan transfer kerja tersebut, cara lain  pengintegralan pekerjaan adalah dengan menugaskan sesorang  yang bertanggung jawab  atas pemrosesan produk atau jasa secara  keseluruhan mulai dari pesanan sampai pengiriman. Orang ini  disebut ‘pekerja kasus’ (case worker)  atau ‘manajer kasus (case  manager). Orang ini bertindak sebagai ‘titik kontak tunggal’ bagi  pelanggan
  • Tim, perluasan logis dari tugas-tugas yang disatukan adalah  penggabungan para ahli ke dalam tim-tim, dimana tidak mungkin  bagi seseorang secara sendiri dapat melakukan seluruh rangkaian  kegiatan. Meskipun tim mungkin mempertahan beberapa jalur  pelaporan/tanggung jawab, misalnya untuk penjualan dan oprasi,  mereka bergabung sebagai sebuah tim pelaksanaan proses tunggal  sebagai sebuah tim pelaksana proses tunggal untuk pekerjaan  sehari-sehari, kedekatan secara fisik tersebut dapat mengurangi  munculnya masalah-masalah akibat pemecahan tugas atau  pekerjaan atas spesialisasi-spesialisasi pekerjaan dan bila muncul  masalah mereka dapat segera mengatasinya. Teknologi informasi  memungkinkan secara fisik berjauhan, dapat saling bekerja sama,  walaupun cara ini dapat menggantikan hubungan akrab secara fisik.  Meskipun demikian diusahakan agar suatu tim ditempatkan  bersama-sama saling berdekatan  secara fisik untuk menimalkan  jarak yang harus ditempuh material, informasi dan paperwork serta  meningkatkan komunikasi antar setiap orang yang bekerja dalam  proses tersebut.
  • Pelanggan, integrasi pelanggan dapat dilihat dari dua tingkat  utama, yaitu integrasi konsumen individual dan integrasi organisasi  pelanggan. Pada tingkat konsumen individual, integrasi merupakan  hal yang krusial dalam situasi tertentu. Pelanggan tidak merasa  nyaman di suatu tempat  tertentu  tidak bertahan dan berbelanja di  tempat tersebut. Mengintegrasikan syarat pelayanan seseorang ke  dalam proses-proses organisasi pelanggan dapat sangat bermanfaat,  karena kemitraan seperti ini akan ‘mengikat’ pelanggan pada  perusahaan dan membuat pesaing sulit merebut mereka. Bentuk  integrasi ini sering disebut  Value  added  services, yaitu layanan  tambahan terhadap kebutuhan dasar yang dibeli, tetapi memberikan  nilai tertentu kepada pelanggan. Value added services semakin  popular, karena perusahaan-perusahaan berupaya menemukan cara  mempertahankan pelanggan dan mencegah pesaing memasuki pasarnya. 
  • Pemasok, penghematan efisiensi yang cukup signifikan dapat  dicapai jika birokrasi yang tidak diperlukan antara organisasi dan  pemasok dapat dieliminasi. Kepercayaan dan kemitraan merupakan  kunci integrasi dengan pemasok walau tetap diperlukan adanya  pemeriksaan. Salah satu sistem manufaktur yang popular, yaitu  Just In Time (JIT) mengandung suatu proses kerja sama pemasok dan perusahaan melalui berbagai cara integrasi yang biasanya  didukung oleh teknologi informatika. Integrasi aktivitas-aktivitas  juga diperkuat untuk penyampaian yang selaras dalam beberapa  kasus, dimana para pemasok membuat komponen yang diminta dan  menyampaikannya sesuai dengan jadwal perakitan pelanggannya. Perusahaan tidak lagi membayar persediaan yang tidak perlu atau  pemborosan lainnya dan pekerjaan yang disinkronisasi ini akan  menghasilkan pengurangan biaya persediaan hingga tingkat  minimum.

D.  Automate 
Sebagai mana telah diuraikan sebelumnya, teknologi informasi  dapat menjadi alat yang kuat untuk mempercepat proses dan  memberikan layanan pelanggan yang lebih bermutu jika diterapkan pada  proses yang tepat/logis. Jika proses tersebut bermasalah maka otomatis  akan dapat memperparah situasi. Oleh karena itu otomatis diterapkan  setelah mengkliminasi, setelah tahapan otomatisasi, dimungkinkan  untuk kembali pada tahap yaitu pengeliminasian, penyederhanaan,dan  pengintegrasian tugas-tugas. Dalam beberapa kasus, sejak permulaan  dapat diramalkan perlunya otomatisasi aspek-aspek tertentu dari proses.  Beberapa kondisi proses yang dapat dipertimbangkan untuk di  otomatisasi adalah sebagai berikut :
  • Tugas yang berulang merupakan calon yang paling baik untuk  diotomatisasi. Tugas-tugas ini dapat berupa tugas shop floor, tugas- tugas klerikal seperti tugas mencocokan item-item dalam formulir  dan sebagainya.
  • Pengumpulan data jika dilakukan dengan mesin, waktu proses lebih  cepat dan akurasinya akurat. Contoh teknologi ini adalah bar code  reader ditoko- toko glosir.
  • Transfer data, menstransfer data dari satu format ke format yang  lain, dari satu orang keorang lain atau satu sistem ke sistem lain, jika memang harus dilakukan atau tidak dapat dihilangkan  merupakan calon utama yang lain untuk diotomatisasi.

Otomatisasi seharusnya hanya diterapkan pada proses-proses  ng terkendali atau dikendalikan. Intervensi manual dari sumber daya  manusia yang berkaitan dengan fleksibilitas dan kecerdasannya tetap akan diperlukan. Otomatisasi paling cocok diterapkan untuk tugas-tugas yang sifatnya rutin dan  repetitive atau untuk pemodelan yang sangat kompleks.

Ringkasan dari pendekatan sistematis perancangan ulang adalah : 
  • Secara umum, pendekatan sistematis lebih sering digunakan untuk  melakukan perbaikan kinerja dalam jangka pendek.
  • Perancangan ulang secara sistematis cenderung membutuhkan lebih banyak perubahan  incremental, meskipun dapat menghasilkan  perbaikan nyata dalam tahap-tahap permulaan tetapi harus terus  disempurnakan secara berkenambungan. Pendekatan ini banyak  dipakai pada perusahaan-perusahaan Jepang. 
  • Pendekatan baru yang inovatif cenderung lebih sulit karena terpaku  pada proses yang sekarang.  Pendekatan sistematis adalah perbaikan berskala kecil  menghasilkan manfaat yang kecil pula, dan semakin kecil hingga  pada akhirnya tercapai ‘titik pisah’ (breakpoints) dimana perbaikan  kinerja tidak dapat dimaksimalkan lagi, sehingga dibutuhkan  pemikiran ulang perancangan proses secara fundamental untuk mendapatkan  tinggi perbaikan yang lebih nyata. 
  • Walaupun demikian pendekatan inkremental ini dapat menghasilkan perubahan yang signifikan dalam kinerja jika diterapkan pada skala besar.

Bentuk-bentuk kongkret dari reengineering yang sering dijumpai dalam berbagai perusahaan antara lain (Indrajit, 2002:49):
    1. Beberapa pekerjaan digabungkan menjadi satu,
    2. Para pekerja ikut dalam pengambilan keputusan,
    3. Langkah-langkah dalam proses dibuat berurutan secara alamiah,
    4. Prosesnya berbentuk ganda,
    5. Pekerjaan dilakukan di mana paling logis dilakukan,
    6. Pengawasan dan pengendalian dikurangi, 
    7. Rekonsiliasi ditekan sesedikit mungkin,
    8. Satu manajer untuk hal tertentu merupakan stu titik hubung, dan
    9. Sentralisasi atau desentralisasi harus sesuai dengan kebutuhan

References :
  1. Andrews, C.D., & Susan, K.S., 1994, Business Reengineering: The Survival Guide, Yourdon Press, Prentice-Hall Inc, Englewood Cliffs, New Jersey, USA.
  2. Burlton, R.T., 2001, Business Process Management: Profiting From Process, Sams Publishing, Indianapolis, Indiana, USA.
  3. Chang, R.Y., 1999, Peningkatan Proses Berkesinambungan, PT.Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
  4. Federal Information Processing Standards Publication (FIPSP) 183, 1993, Integration Definition for Function Modeling (IDEFØ), Air Force Wright Aeronautical Laboratories, Air Force Systems Command, Wright-Patterson Air Force Base, Ohio 45433, USA.
  5. IDS Scheer AG, Whitepaper – June 2005, Bussiness Process Management – ARIS Value Engineering Concept, Inventory Number BMP0605-E-WP, Saarbrüecken, Germany (http://www.ids-scheer.com), (2006, Mei 31)
  6. IDS Scheer AG, 2001, Successful Management of ARIS Project, Germany (http://www.ids-scheer.com), (2006, Mei 31)
  7. Indrajit, R.E., dan R.Djokopranoto, 2002, Konsep dan Aplikasi Business Process Reengineering: Strategi Meningkatkan Kinerja Bisnis secara Dramatis dan Signifikan, Grasindo, Jakarta.
  8. International Business Machiness Corporation (IBM), 1984, Business System Planning, Fourth Edition, IBM.
  9. Institute of Industrial Engineers, 1993, Business Process Reengineering: Current Issues and Aplications, Industrial Engineering and Management Press, Norcross, Georgia, USA.
  10. Malhotra, Y. 1998, "Business Process Redesign: An Overview IEEE Engineering Management Review, Vol. 26, no. 3", (URL: http://www.kmbook.com/bpr.htm). (2004, Oktober 14)
  11. Peppard, J. dan Rowland, P., 1995, The Essence of Business Process Reengineering, Prentice Hall, London.
  12. Scheer, A.W., 1994, Business Process Engineering – Reference Models for Industrial Enterprises, Second Edition, Spinger-Verlag Berlin, Germany.
  13. Wibowo, M., 2004, Efisiensi Perusahaan melalui Penerapan
  14. Manajemen Proses Bisnis, Grasindo, Jakarta.
  15. Doni Adriansah, Penerapan Sederhana Business Process Reengineering Dalam Dunia Manufaktur.

    0 Responses

      Translate

      English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
      by : donijaua

      Mengenai Saya

      Foto saya
      Lahir di Sidoarjo,Alumni UI (Universitas Indonesia-Industrial Engineering), dan ITS Surabaya (Power Electrical). Th 1996-1997 di vendor JVC SBY. Th 1997-2006 di PT. Mulia Industrindo sebagai Sr Prod.SPV, Chief Secretary PSM (Process Safety Management), peserta Workshop Implementasi Lean Manufacture selama 4 th yg di sponsori oleh Pemerintah RI (Deperindag) Negara Japan (JODC/Japan Organization for Development Country) dari Toyota Corp Nagoya Japan Mazda Japan. Th 2006-2008 Manager at Group TRIPUTRA. Finalis Suggestion System pd Forum Komunikasi Mutu. Ketua Komite 6S, Kaizen Blitz. Th 2008 s/d 2010 group perusahaan Tiga Pilar sebagai Business Development & Industrial Engineering. Th 2010 - 2012 Manager at DB Encosys. 2012 - Now Manager at MKA Group Specialist in Coldchain Distribution. Certification: Six Sigma for Green Belt, Toyota Production System (TPS), Production Management (PQM), Practical Problem Solving Decision Making (PQM), Konvensi Tingkat Nasional (GKM). Menjabat Ketua RT perum Kt Legenda BKS, Ketua Ranting IPNU 1994, Pendiri organisasi Moss Nature lover BKS,Ketua Karang Taruna 2004. Juga menggeluti Entrepreneur (Batik).

      Waktu Berharga

      Kalender Kita

      Weather

      Berita Kini

      More..

      My Bloglog

      Powered By Blogger

      Pengikut

      Cari Blog Ini